Kamis, 29 Oktober 2015

6 Makanan & Minuman Perusak Gigi

Kampanyesehat - Gaya hidup sehat tidak lepas dari pola makan yang sehat pula.
Keadaan ini mengarahkan orang untuk memilih makanan sebagai asupan yang baik untuk tubuh, tapi apakah mereka juga memperhatikan asupan tersebut baik untuk kesehatan gigi atau tidak.
1. Buah-buahan asam
Pada kenyataannya diet makanan sehat yang dijalankan oleh kebanyakan orang adalah dangan menambahkan buah-buahan atau jus.
Buah-buahan mempunyai PH yang rendah atau bersifat asam. Ironisnya, asam inilah yang berdampak pada kerusakan gigi yaitu pada lapisan terluar gigi (email) dan kemudian gigi menjadi ngilu dan sensitif.
Jeruk, apel, anggur, stroberi dan nanas adalah beberapa contoh buah-buahan yang mempunyai sifat  asam yang tinggi.

2. Kopi
Minuman favorit di pagi hari ini memiliki kadar asam cukup tinggi. Jumlah kopi yang dikonsumsi dan cara mengkonsumsinya memberikan pengaruh yang cukup besar pengaruhnya terhadap risiko kerusakan gigi.
3. Minuman bersoda, bir dan wine
Selain lebih banyak keburukannya ketimbang manfaat kesehatannya, minuman bersoda, bir dan anggur (wine) diketahui merupakan minuman yang memiliki kadar keasaman yang cukup tinggi. Kalau pun Anda menggemari minuman ini, cobalah untuk tidak menahannya di mulut sesaat sebelum menelan, terkhusus pada minuman bersoda. Karena dengan demikian Anda memperpanjang lamanya kontak antara gigi dan minuman soda, sehingga meningkatkan angka risiko kerusakan gigi lebih tinggi lagi.
4. Pempek
Sejatinya bukan pempeknya yang merusak gigi. Namun cuko (bumbu cuka dari pempek)-nya yang menjadi pencetus kerusakan gigi. Cuko pempek memiliki karakter asam (acid) yang tinggi, dan paparannya secara menahun mengundang risiko kerusakan gigi.
5. Acar, sayuran dan buah yang diasamkan
Asinan dan acar memang sedap dijadikan makanan pelengkap. Namun karena justru karena kadar keasamannya sangatlah tinggi dan mengancam kesehatan gigi dalam paparan yang lama.
6. Yogurt
Meskipun sehat dan banyak manfaatnya untuk gigi, yoghurt  memiliki karakter keasaman yang tinggi pula.
Selain jenis makanan dan minuman diatas, ada juga kebiasaan-kebiasaan yang menambah risiko kerusakan gigi. Antara lain:
  1. Makan & minum sebelum tidur
  2. Sikat gigi setelah makan & minum
  3. Menghisap-hisap buah
  4. Menahan minuman soda di mulut
Solusi dalam permasalahan ini bukan berarti kita tidak boleh mengkonsumsi makanan dan minuman tersebut. Namun tentu saja ada hal-hal yang harus diperhatikan seperti intensitas, jumlahnya dan cara konsumsi untuk dibatasi secara bijaksana.
sumber : klikdokter.com 

Senjata Rahasia Pengecil Ukuran Pinggang

Kampanyesehat-  diet dan olahraga adalah kombinasi ideal untuk berat badan sehat. Namun jangan lupakan satu senjata rahasia untuk menurunkan ukuran pinggang, tidur nyenyak. Ini sebabnya: 
1.Membantu mengurangi asupan makanan
Tidur mengurangi kadar hormon pengatur rasa lapar bernama leptin. Hormon ini membantu kita merasa kenyang. Kurang tidur menurunkan kadar leptin dan meningkatkan ghrelin yang meningkatkan nafsun makan. Studi terbaru membuktikan wanita yang kurang tidur makan 300 kalori lebih banyak dibandingkan yang cukup tidur.
2. Mengurangi lemak perut
Cemas dan stres adalah dua penyebab timbulnya lemak di perut. Tidur cukup adalah satu cara mencegah timbunan lemak di perut.
3. Menekan gen gemuk
Studi baru menemukan wanita yang tidur tujuh sampai sembilan jam memiliki berat badan lebih ringan dibandingkan yang kurang tidur. Peneliti percaya mereka yang kurang tidur lebih terpengaruh kencenderungan genetik untuk kelebihan berat badan.
4. Memberi energi
Ketika cukup tidur, kita jadi punya cukup energi untuk berolahraga. Olahraga pun membantu tidur lebih baik. Oleh karena itu, ubahlah kebiasaan tidur jadi lebih awal dan bangun lebih pagi untuk olahraga
sumber : kompas.com

Ingin Turunkan Berat, Pria Ini Mencoba 10 Jenis Diet dalam 50 Hari

Andy leek
Kampanyesehat - Dengan berat badan lebih dari 100 kg, Andy Leek merasa ia harus melakukan sesuatu untuk menurunkan berat badannya. Ia lalu mencoba 10 jenis jenis diet dalam 50 hari. 

Selama ini Leek tak pernah merasa dirinya kegemukan. Dengan tinggi badan mencapai 180 cm, ia merasa wajar jika badannya besar. "Semua berawal ketika orang-orang di tempat kerja mulai memanggil saya dengan sebutan 'Big Man', semenjak itu saya ingin menurunkan berat badan," katanya. 

Leek mengaku telah mencoba berbagai cara untuk menurunkan berat badannya yang terus bertambah dalam tiga tahun terakhir. Tapi metode diet yang dijalankannya selalu gagal. 

"Saya sangat ingin menurunkan berat badan untuk hidup yang lebih baik, tapi mengapa saya tak pernah menjalankan diet sampai selesai? Jawabannya adalah kebosanan," katanya.

Ia mengatakan selalu memiliki perasaan antusias saat memulai dietbaru. Tapi semangat itu lama kelamaan luntur setelah ia makin mempelajari metodenya dan penurunan berat badannya berjalan lambat.

Berangkat dari pengalamannya itu akhirnya Leek mendapatkan ide untuk mencoba 10 jenis diet berbada dalam waktu 50 hari. 

"Selama ini saya punya rentang perhatian yang pendek dan hal ini adalah tantangan buat saya. 50 hari terdengar seperti angka yang bagus dan ini berarti saya harus disiplin menjalankan satu diet dalam 5 hari," urainya.

Untuk menjalankan programnya itu, hal pertama yang dilakukannya adalah melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh. 

"Saya jelaskan pada dokter rencana saya dan ingin tahu kondisi kesehatan saya sebelum dan setelah diet. Ternyata dokter saya setuju. Ia mengatakan tertarik untuk tahu hasilnya, bukan hanya efeknya pada berat badan tapi juga kesehatan secara umum," katanya.

Dokter juga memperingatkan Leek bahwa jika banyak orang yang berhasil turun berat badan dengan diet ekstrim biasanya akan mudah naik lagi. 

Sempat sakit

Leek sengaja memilih metode diet yang belum pernah dicoba sebelumnya. Antara lain diet 5:2,  diet khusus K di mana dua dari tiga makanan diganti oleh Special K sereal atau snack bar; mengikuti panduan diet sehat dari NHS; diet jus; diet Atkins tinggi lemak, rendah karbohidrat; diet makanan mentah; diet makanan bayi (menggantikan dua dari tiga kali sehari dengan makanan bayi untuk memotong kalori); menghitung kalori dengan menggunakan aplikasi ponsel; diet jeruk grapefruit; dan diet sup kubis.

Mencoba berbagai diet tersebut secara bergantian setiap 5 hari menimbulkan reaksi tertentu pada tubuhnya. Misalnya saja ia sempat tidak bisa merasakan apa pun dan tidak bisa menelan. Ketika ia mencoba diet puasa, maka hari-hari di mana ia tidak berpuasa ia akan lebih menginginkan setiap makanan yang disukainya.

Leek juga sempat jatuh sakit dan diminta dokter beristirahat. Menurutnya jenis diet yang cukup sulit diikutinya adalah diet makanan mentah. Pada diet ini ia harus mengonsumsi sayur-sayuran, biji-bijian dan kacang-kacangan, yang semuanya memang rendah kalori.

diet sup kubis juga menurutnya yang terburuk karena semuanya hanya dimasak dengan air tanpa bumbu. Efek sampingnya ia juga mengalami bau mulut dan buang angin yang parah. 

Meski demikian untuk pertama kalinya Leek menyadari bahwa ia bisa disiplin menjalankan rencana dietnya selama beberapa minggu. Total ia berhasil menurunkan 13,5 kilogram. "Akhirnya saya bisa melihat kaki saya dan lingkar pinggang berubah dari 100 cm menjadi 91 cm," katanya.

Walau tekanan darahnya hanya turun sedikit dan kadar Kolesterolnya tak banyak berubah tapi Leek merasa lebih sehat dan bahagia. 

Dari berbagai metode diet yang dicobanya, menurutnya diet paling menyenangkan adalah rekomendasi diet dari NHS, yakni yang menyarankannya mengurangi daging merah dan sumber lemak tidak sehat serta memperbanyak sayuran dan buah. 

Dua bulan setelah ia menjalankan percobaannya itu, Leek mengaku saat ini ia sudah terbiasa dengan pola makan sehat. "Saya tidak merekomendasikan orang lain untuk mencoba apa yang saya lakukan," katanya

sumber : kompas.com 

5 Penyebab Diet Selalu Gagal

kampanyesehat- Saat awal mulai melakukan diet, umumnya orang akan merasa bersemangat menjalaninya demi mencapai berat badan yang diinginkannya. Namun tak jarang juga diet gagal di tengah jalan, sehingga berat badan bukannya turun malah bertambah. Lantas, sebenarnya apa saja faktor yang menyebabkan gagalnya diet?
Menurut dokter pakar fisiologi dan pemerhati gaya hidup Grace Judio-Kahl, ada banyak faktor yang mempengaruhi berhasil atau gagalnyadiet seseorang, baik faktor internal maupun eksternal. Berikut di antaranya.
1. Kontrol diri buruk
Kontrol diri yang dimaksud menyangkut impulsifitas ketika menghadapi makanan. Biasanya orang dengan kontrol diri buruk cenderung sering merasakan "lapar mata", mengasup makanan meski tidak lapar hanya karena tergoda dari penampakan makanan yang menggiurkan.
Grace mengatakan, untuk memperbaiki kontrol diri memang butuh proses alias tidak instan. Bila ingin diet bertahan lama dan berkesinambungan, maka perlu ada perbaikan kontrol diri.
2. Tipe kepribadian dominan
Meski membutuhkan bantuan dari pakar diet, orang dengan kepribadian dominan biasanya cenderung menolak saran dari pakardiet . "Saat diberitahu bilang iya, tetapi tidak dilanjutkan sendiri," ujarnya.
3. Pengaruh lingkungan
Selain faktor internal yang sudah disebutkan, ada juga faktor eksternal yang membuat pelaku diet lebih mungkin untuk gagal. Lingkungan yang tidak mendukung proses diet memang "berbahaya". Ajakan makan yang datang bertubi-tubi dari orang-orang terdekat tentu akan lebih sulit ditolak, bukan?
4. Pola makan salah
diet sejatinya tidak perlu menyiksa, asal dilakukan dengan benar. Prinsip diet penurunan berat badan adalah mengurangi jumlah kalori yang dimakan sehingga menjadi lebih sedikit daripada yang dikeluarkan. Bila sudah berpegangan pada prinsip ini, sebenarnya pelaku diet tidak perlu menghindari makanan-makanan yang disukainya. Meskipun mereka juga tetap harus memperhatikan gizi yang mereka makan.
5. Bosan
Melakukan diet secara terus menerus tanpa hasil yang terlihat memang akan menjemukan. Karena itu, Grace menekankan program dietminimal harus dapat mengurangi 10 persen berat badan seseorang dalam tiga bulan.
sumber : kompas.com 

Mengapa Makanan "Junk Food" Sulit Ditolak?

Kampanyesehat- Apakah junk food alias makanan cepat saji baik untuk tubuh? Tentu saja tidak. Tapi, harus diakui bahwa banyak dari kita yang merasa ketagihan mengasup makanan ini. 

Dengan semakin banyaknya orang yang menyukai makanan siap saji, bisnis junkfood terus berkembang dan menu baru yang ditawarkan makin beragam. 

Walau terlalu sering mengasup junk food bisa menyebabkan kita kegemukan dan kekurangan nutrisi, tapi sulit rasanya menolak makanan tersebut. Apa yang menyebabkannya?

1. Rasa
Rasa menjadi faktor utama yang membuat seseorang menjadi penyuka junkfood. Rasanya yang gurih dan juga porsinya yang besar menjadi salah satu faktor. 

2. Bersifat adiktif
Karena rasanya yang enak, kita menjadi sulit menolak sampai akhirnya ketagihan. Efek ketagihan ini berasal dari bahan-bahan yang ada dalam junkfood.

3. Faktor stres
Saat kita sedang stres, kecenderungan untuk mengasup makanan junk food lebih besar. Ini karena jenis makanan tersebut bisa memberi rasa nyaman.

4. Peran media
Media mengiklankan junkfood seolah-olah sebagai makanan mewah dan memberi rasa gembira. Citra yang terbentuk tersebut membuat kita secara tidak sadar ingin mencobanya.

5. Jenuh akan makanan sehat
Sayangnya, makanan sehat memang cenderung kurang menarik ketimbang makanan berkalori tinggi dan minim nutrisi. 

6. Malas masak
Sebagian orang tak punya cukup waktu untuk memasak makanannya sendiri atau terlalu malas, sehingga mereka cenderung memilih makanan cepat saji.

7. Sebagai hadiah
Sebagian orang menyantap junkfood sebagai "hadiah" untuk diri sendiri. Tak heran jika kita merasa lebih bahagia saat mengasupnya. 

sumber : kompas.com

Kamis, 15 Oktober 2015

Terlalu Lama Duduk Berbahaya untuk Kesehatan

Kampanyesehat- Dalam beberapa dekade terakhir, banyak orang dewasa menghabiskan 70% atau lebih dari waktu aktif mereka hanya untuk duduk. Sejalan dengan perubahan ini, studi telah mengidentifikasi pola hidup tersebut sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular, penyakit metabolik, dan kematian.

Kendala yang sering ditemui ada dua, yakni aktivitas fisik yang terlalu sedikit atau terlalu banyak duduk. Waktu duduk banyak dihabiskan tanpa disadari untuk kegiatan menonton TV, bekerja di depan komputer, bermain video game, dan sebagainya. Sebuah penelitian yang dilakukan pada 8800 orang dewasa di Australia tahun 2011 menunjukkan bahwa setiap jam yang dihabiskan untuk menonton TV meningkatkan risiko kematian sebesar 11%, kematian karena penyakit kardiovaskular sebanyak 18%, dan kematian karena kanker sebanyak 9%.
Perubahan teknologi, sosial, dan ekonomi membuat seseorang tidak menggunakan otot tubuhnya seperti dahulu, akibatnya tingkat pengeluaran energi juga terus menyusut.

Dampak buruk

Duduk terlalu lama dapat memberikan beberapa pengaruh terhadap tubuh. Posisi duduk dapat mengubah kurva tulang belakang dan memberikan tekanan ekstra pada tulang belakang, serta membuat paru-paru tidak dapat mengembang maksimal saat bernapas. Akibatnya, oksigen yang didistribusikan ke seluruh tubuh juga berkurang, yang diperparah dengan kurang lancarnya sirkulasi darah apabila Anda jarang bergerak. Inilah penyebab mengapa fokus seseorang lebih rendah ketika duduk dibandingkan ketika ia berdiri atau bergerak.
Hal ini juga berlaku pada individu yang rutin berolahraga. Penelitian yang dilakukan oleh University of South Carolina menunjukkan bahwa pria yang melakukan aktivitas sedenter (duduk di mobil, di depan komputer, di depan TV, di meja makan) selama 23 jam seminggu, meskipun mayoritas pria tersebut rutin berolahraga, memiliki risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular sebesar 64% dibandingkan pria yang melakukan aktivitas sedenter kurang dari 11 jam seminggu.
Pasalnya, ketika kita duduk, otot tidak berkontraksi sebagaimana mestinya, termasuk kelompok otot besar seperti punggung dan kaki. Akibat otot tidak bergerak, metabolisme tubuh ikut menurun. Semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk duduk, semakin tinggi kadar kolesterol, gula darah, trigliserida, dan lemak di dalam darah dan tubuh seseorang, terutama di bagian lingkar pinggang, yang berujung pada meningkatnya risiko diabetes, penyakit kardiovaskular, dan masalah kesehatan lainnya.
Pencegahan
Rekomendasi saat ini menyarankan agar seseorang terlibat setidaknya 150 menit per minggu dalam aktivitas fisik sedang hingga berat. Hal ini untuk membantu mencegah dan mengelola kondisi penyakit kronis, terutama obesitas, penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kanker.

Penelitian menunjukan bahwa berjalan kaki, terutama di taman atau alam sekitar, berperan dalam menciptakan pikiran yang kreatif, fokus, dan tajam. Tubuh manusia diciptakan untuk bergerak, bukan hanya untuk duduk. Oleh karena itu, Anda harus memberikan apa yang dibutuhkan oleh tubuh, yakni dengan beraktivitas fisik sebanyak yang bisa Anda lakukan.
Apabila pekerjaan Anda tidak memungkinkan Anda bekerja di luar kantor, berjalan kaki selama 5 menit setiap jam dapat membantu mengurangi efek negatif dari pola hidup sedenter.

Jangan Minum Kopi Pagi-pagi!

kampanyesehat- Minum kopi di pagi hari menjadi kebiasaan begitu banyak orang untuk mengusir kantuk saat bekerja maupun menjalankan aktivitas lainnya. Waktu ini dinilai tepat karena membuat mereka lebih prima. Tapi ternyata, pagi hari sebenarnya salah satu saat terburuk dalam sehari untuk anda minum kopi. 
Alasannya? Karena tingginya tingkat kortisol dalam tubuh kita di pagi hari.
Seperti yang kita ketahui bahwa mengonsumsi kafein ketika kadar kortisol tinggi menciptakan dua masalah. Salah satunya adalah bahwa kafein mengganggu produksi kortisol di dalam tubuh, hormon ini yang dilepaskan oleh tubuh dalam respon terhadap stres dan glukosa darah pada kadar yang rendah. Tubuh pada akhirnya memproduksi kortisol yang rendah dan lebih mengandalkan kafein untuk mengompensasi hal yang terjadi.
Efek lain dari minum kopi di pagi hari adalah meningkatkan toleransi seseorang terhadap kafein karena menggantikan kortisol yang disebabkan dorongan alami yang memang merupakan respon dari tubuh.

Ingatlah bahwa kadar kortisol tinggi pada tiga kali dalam sehari, bukan hanya pagi hari saja.
Menurut sebuah studi 2009 yaitu pada malam dan dini hari. Jadi waktu terbaik untuk minum kopi - atau kafein secara umum - adalah antara 10 pagi dan siang, dan 14:00-17:00
Peminum kopi pagi harus mempertimbangkan menyesuaikan jadwal mereka untuk lebih mengoptimalkan asupan kafein mereka.
Secangkir kopi di pagi hari pada dasarnya merupakan sebuah sugesti yang diterima oleh penikmat kopi untuk membuat dirinya lebih prima.

sumber : klikdokter.com 

Teknik Memasak yang Tepat Agar Gizi Tidak Hilang

kampanyesehat- Bagaimana metode Anda dalam mengolah makanan sangatlah penting. Makanan yang berbeda membutuhkan pendekatan dan waktu yang berbeda. Secara umum, suhu yang dinilai ideal untuk dicapai ketika memasak adalah suhu internal minimal 75°C. Suhu ini diyakini dapat membunuh sebagian besar bakteri penyebab keracunan makanan. Gunakan termometer untuk memeriksa suhu internal makanan selama proses memasak.


Ketika memasak daging, sosis, ayam, pastikan agar makanan matang hingga ke bagian pusatnya, hingga tidak ada lagi daging atau cairan yang berwarna kemerahan. Ketika memasak ikan, lakukan hingga kulitnya mudah dipisahkan dengan garpu. Untuk makanan yang terbuat dari telur seperti telur dadar atau puding, masaklah hingga matang secara menyeluruh.
Sedangkan untuk memasak sayuran, sebetulnya teknik apa pun dapat digunakan, kecuali menggoreng. Yang terpenting adalah sayuran yang Anda konsumsi berjumlah banyak dan bervariasi.
Salah satu metode yang sering digunakan adalah menumis. Metode menumis membutuhkan hanya sedikit minyak dan waktu yang relatif sebentar. Siapkan bahan dalam suhu ruangan. Panaskan wajan terlebih dahulu, lalu masukkan minyak dan tunggu hingga minyak agak panas sebelum memasukkan sayuran, agar Anda tidak perlu memasak terlalu lama. Lama memasak bergantung pada tingkat kematangan dan kelembutan sayuran yang Anda inginkan; jaga agar warna sayuran tetap terang dan jangan sampai terlampau layu. Memasak terlalu lama dapat menurunkan kadar gizi di dalamnya.
Lama waktu yang dibutuhkan untuk memasak setiap makanan sangat bervariasi, bergantung pada suhu bahan makanan sebelum dimasak, suhu perangkat masak, suhu minyak yang digunakan, dan sebagainya. Sesuaikan waktu memasak Anda dengan prinsip berikut agar makanan yang Anda konsumsi senantiasa aman untuk kesehatan:

Teknik Memasak yang Tepat Agar Gizi Tidak Hilang
Sesuaikan waktu memasak Anda dengan prinsip berikut agar makanan yang Anda konsumsi senantiasa aman untuk kesehatan:
  • Masak makanan dengan baik, setidaknya hingga mencapai suhu internal 75°C atau lebih panas
  • Gunakan termometer untuk memeriksa suhu makanan yang dimasak
  • Jika menggunakan microwave, pastikan makanan matang secara rata dan menyeluruh
  • Masak makanan yang berbahan telur hingga matang sempurna
  • Dinginkan dan simpan makanan yang telah dimasak sesegera mungkin
  • Ketika memanaskan ulang makanan, lakukan hingga panas terlihat mengepu
sumber : klikdokter.com 

Kamis, 08 Oktober 2015

5 Kebiasaan Buruk yang Mengganggu Hubungan Seks

kampanyesehat- Seberapa baik Anda bercinta, bukan hanya Anda sendiri yang mengukurnya, tapi juga melibatkan penilaian dari pasangan. Kadang, seseorang yang mengganggap dirinya seorang  yang hebat di tempat tidur, ternyata punya kebiasaan buruk yang berpotensi merusak hubungan. Ubah kebiasaan itu dan perbaiki supaya kehidupan seks jadi lebih manis dan menggelora.
1. Anda tidak suka jika pasangan memberi saran
Padahal, dengan membiarkannya memberi masukan gaya seperti apa yang menurutnya oke dipraktikkan saat bercinta, Anda juga punya kesempatan mengungkapkan apa pendapat Anda. Pasangan seringkali tidak mau terbuka untuk hal-hal seperti ini. Alasannya macam-macam, ada yang takut dianggap aneh atau takut pembicaraan itu menjadi ajang kritik.
Anda sebaiknya ingat, ketidakterbukaan bisa memberi dampak yang lebih besar jika terus dibiarkan, kata Madeleine Castellanos M., MD, seorang psikiater di Albert Einstein College of Medicine yang mengkhususkan diri dalam terapi seks.
Perbaiki: Jadilah terbuka terhadap saran kekasih Anda. Dengarkan dulu tanpa harus kesal atau antipati.
Castellanos menyarankan Anda dan pasangan meluangkan waktu setiap enam bulan untuk mengevaluasi kehidupan seks, karena seksualitas dalam diri seseorang terus berkembang. "Apakah kita senang dengan kehidupan seks kita?", "Adakah yang bisa kita lalukan untuk membuatnya bertambah baik?", "Apakah ada masalah besar di luar sana yang belum kita bicarakan?"
2. Anda tidak fokus
Udara di sekitar Anda sudah memanas oleh gairah, pasangan sudah memberi sinyal untuk naik ke tempat tidur dan Anda pun begitu ingin untuk memeluknya. Tiba-tiba ponsel berbunyi tanda ada pesan masuk. Apa yang akan Anda lakukan? Lari ke ponsel sebentar untuk memeriksa pesan, kemudian kembali ke pasangan atau mengabaikan ponsel dan terus melayani godaan pasangan?
Jika Anda memiliki kebiasaan yang pertama, memeriksa ponsel setelah itu baru kembali ke pasangan, artinya Anda seorang yang tidak fokus. Dan itu bukan hal yang terlalu baik, mood pasangan bisa rusak karenanya. "Kemesraan membutuhkan adegan yang non-interuptif," kata Lada Schwartz, PhD, profesor sosiologi di University of Washington.
Perbaiki: Simpan ponsel Anda di luar kamar tidur. Matikan TV jika TV sering mengacaukan fokus Anda. Intinya, singkirkan semua benda yang berpotensi mengganggu kemesraan dengan pasangan. Termasuk mengunci pintu, supaya si kecil tidak tiba-tiba masuk dan melihat adegan yang belum boleh dilihatnya.
3. Anda egois
Coba diingat-ingat lagi, apakah selama ini orgasme Anda sendiri adalah satu-satunya tujuan ketika berhubungan seks? Anda suka dioral, tapi tidak mau melakukan hal yang sama untuk pasangan?
"Bukan berarti semua hal harus sama antara Anda dan pasangan. Ada orang yang tidak suka seks oral," menurut Castellanos. "Tapi, jika Anda tidak melakukannya karena Anda enggan, bukan karena pasangan tidak suka, atau menganggap pasangan yang tidak puas bukan masalah besar, artinya Anda cenderung egois,"
Perbaiki: Mulai sekarang berusahalah untuk menempatkan kepuasan dan keinginan pasangan sama tinggi dengan keinginan dan kepuasan Anda. Ini bisa dimulai dengan bertanya ke pasangan,"Apakah selama ini kamu puas dengan hubungan kita? Apa yang bisa saya lakukan untuk memerbaikinya?" Hubungan yang sehat adalah hubungan yang didasarkan pada prinsip memberi dan menerima dengan seimbang.
4. Anda seperti robot
Anda bergairah, berciuman, sentuh di sini kemudian di sana masing-masing satu kali, masuk menu utama, selesai. Begitu terus setiap kali sesi bercinta. Pasangan pun sudah bisa memprediksi setiap langkah Anda.
"Pasangan yang sudah bersama selama bertahun-tahun, cenderung memperlakukan hubungan seks seperti rutinitas tanpa gairah. Mereka tidak lagi bereksplorasi," kata penulis dan konsultan seks bersertifikat, Ian Kerner. Seks yang nyaman, demikian Ian menamakan seks yang menjadi rutinitas, bisa menjadi hebat. Tapi jika langkah-langkahnya begitu mudah ditebak, jadinya akan membosankan dan mematikan gairah.
Perbaiki: Segarkan kembali hubungan seks Anda dengan mencoba gaya-gaya baru atau saling menggoda dengan kata-kata yang merangsang imajinasi. Berperan sebagai seorang yang 'nakal' dan eksplorasi gaya baru, bukan monopoli kaum muda saja. Semua orang bisa dan berhak melakukannya, termasuk Anda.
5. Anda tidak memandu pasangan
Jika dalam hubungan seks, Anda cenderung diam dan menerima saja, jangan langsung menyalahkan pasangan jika Anda  tidak bisa mendapatkan orgasme. Pasangan tidak selalu tahu di titik mana Anda ingin disentuh, gaya apa yang jadi favorit Anda dan lain sebagainya. "Menjadi seorang pecinta yang baik adalah menjadi seorang komunikator yang baik," kata Kerner.
Perbaiki: Gunakan kata-kata Anda, suara Anda, dan gerakan Anda untuk membantu pasangan  tahu apa yang Anda inginkan. Biarkan diri Anda mengerang atau mendesah. Biarkan pinggul Anda bergerak memberi sinyal itukah gaya favorit Anda. Ekspresikan diri, jangan malu-malu dan capailah kepuasan bersama-sama. 

sumber : kompas.com 

Gangguan Lambung Kronis? Mungkin Psikosomatik!

Kampanyesehat - Setahun belakangan ini sejak beberapa tulisan saya yang berkaitan tentang gangguan lambung saya terbit di Kompasiana, saya mulai sering didatangi pasien yang mengalami masalah lambung yang lama (kronis). 

Beberapa di antaranya adalah rujukan dari dokter penyakit dalam ahli gastroenterologi yang memahami adanya masalah berkaitan dengan gangguan psikiatrik pada pasien-pasien gangguan lambung. Sebelum lebih jauh maka ada baiknya saya mengawali tulisan ini dengan membedakan masalah lambung yang organik dengan yang fungsional terlebih dahulu
.Gangguan lambung organik dan fungsional

Gangguan lambung bisa dibagi secara sederhana menjadi gangguan lambung organik dan gangguan lambung fungsional. Gangguan lambung dikatakan organik jika ditemukan adanya masalah lambung yang dikaitkan dengan adanya kerusakan organik anatomis pada pasien yang mengalami masalah lambung tersebut. Paling terkenal dalam kategori di sini adalah Peptic Ulcer atau Ulkus Lambung. 

Ulkus atau luka di lambung ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan jika keluhan lambung tidak hilang dalam dua minggu dengan pengobatan standar empiris yang biasanya diberikan berdasarkan gejala. Peradangan pada lambung atau gastritis juga sering dikaitkan dengan masalah lambung pada pasien. 

Belakangan keluhan panas di dada (heart burn) dikaitkan dengan adanya gangguan refluks di lambung sampai ke kerongkongan atau dikenal dengan istilah Gastro-Esophageal Reflux Disorder (GERD). Masalah ini tentunya merupakan kompetensi seorang ahli gastroenterologis. 

Kenyataannya dalam praktek dan dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, gangguan lambung yang paling banyak adalah gangguan lambung fungsional. Gejala dispepsia yang paling sering dikeluhkan adalah rasa begah setelah makan, cepat kenyang, nyeri epigastrium/ulu hati dan rasa terbakar di epigastrium. 

Secara statistik lebih jauh lagi berkaitan dengan dispepsia fungsional adalah prevalensi gangguan dispesia fungsional pada orang dewasa dari berbagai penelitian terbaru berkisar antara 5 -25 persen. Sayangnya pasien yang mengalami gangguan dispepsia fungsional hanya sekitar 25 persen yang berobat.  Rata-rata kunjungan ke pelayanan primer pasien dispepsia fungsional adalah sekitar 4-5 persen dari populasi pasien yang berobat. 

Kasus dispepsia fungsional cukup erat kaitannya dengan masalah psikosomatik yang bisa dialami pasien baik sebagai salah satu tanda gejala gangguan cemas atau karena efek psikologis dari mengalami masalah dispepsia yang panjang. 

Sisi psikologis

Masalah psikologis terkait masalah lambung tidak bisa dilepaskan dari keterlibatan sistem saraf otonom simpatis dan parasimpatis yang mempersarafi lambung. Secara embriologi otak dan lambung berhubungan erat satu sama lain. Hal ini tidak mengherankan karena sistem saraf enterik yang mensarafi lambung secara embriologi berasal dari bagian kepala saraf yang sama yang berhubungan langsung di otak. 

Walaupun dalam perkembangan awalnya otak dan lambung arahnya berpisah, tapi ada jalur yang tetap mempertahankan hubungan saling mempengaruhi di antara keduanya. Tidak heran sistem saraf enterik ini sering disebut sebagai otak kecil. Salah satu hubungan antara lambung dan otak yang erat tergambar dalam gangguan saluran cerna fungsional.

Keluhan lambung pada pasien juga biasanya dikaitkan dengan proses motilitas atau pergerakan lambung saat ada atau tidak ada makanan, serta sensitifitas lambung. Kategori Rome II sebelumnya bahkan mengatakan bahwa tipe untuk gangguan lambung fungsional dikaitkan dengan gambaran gejala seperti nyeri ulu hati dan kembung. 

Model pendekatan biopsikososial yang disarankan pada kasus lambung fungsional ini juga berkaitan dengan daya adaptasi pasien, faktor genetik bawaan, faktor lingkungan dan stres yang dihadapi pasien. Sehingga penanganan kasus-kasus lambung fungsional apalagi yang kronis memerlukan juga pendekatan psikologis untuk mengatasinya. 

Pengobatan keluhan dasar
Di awal artikel saya menyatakan bahwa terkadang masalah gangguan cemas menjadi dasar dari keluhan lambung fungsional. Untuk itulah kita perlu untuk mengobati gangguan atau masalah dasarnya. 

Beberapa minggu belakangan ini saya bertemu dengan beberapa pasien yang setelah menjalani pengobatan psikiatrik selama kurang lebih dua bulan untuk keluhan lambungnya, kondisinya saat ini sudah membaik. Pasien-pasien ini sebelumnya telah menjalani pengobatan gangguan lambungnya lebih dari 6 bulan bahkan ada yang tahunan tapi belum mencapai hasil yang maksimal. 

Kampanyesehat- Tentunya paling senang jika mendengar pasien mengatakan sudah bisa kembali makan makanan yang dulunya sangat dia hindari karena ketakutan akan sakit lambungnya tersebut. Masalah lambung fungsional yang biasanya memang tidak didasari oleh kelainan organ tetap membuat pasien takut untuk makan makanan yang merangsang atau keras. 

Beberapa pasien bahkan dengan inisiatif sendiri makan makanan lunak seperti bubur atau nasi tim saja walaupun kenyataannya tidak ada perubahan dalam keluhannya. 

Keluhan lambung yang berkaitan dengan problem masalah psikiatrik juga perlu penanganan yang khusus. Efek samping obat antidepresan yang sering dikaitkan dengan peningkatan risiko perdarahan lambung makin membuat pasien ketakutan jika harus mengobati masalahnya dengan antidepresan. 

Tentunya dokter dan pasien perlu saling memahami bahwa ada kondisi lain yang memicu hal ini. Selama saya menangani kasus gangguan lambung fungsional yang berkaitan dengan psikosomatik, syukurlah tidak pernah saya mengalami hal seperti ini. 

Jadi jangan ragu untuk berobat ke psikiater jika mengalami masalah lambung fungsional yang terus menerus dan tidak ada hasil dari pengobatan yang telah dilakukan. Mungkin masalah lambung fungsional anda terkait dengan masalah psikosomatik. Semoga artikel ini membantu. 

sumber: kompas.com